Semakin kerasnya kehidupan telah membentuk jiwa bangsa yang memiliki sikap dan perilaku yang keras pula. Derasnya arus tehnologi yang merubah tradisi tanpa melihat karakter budaya bangsa sendiri, membuat perilaku menyimpang.

Guru dan orang tua harus mulai sadar dan lebih ketat meneliti perilaku anak anaknya ketika di rumah dengan di luar rumah sangat berbeda. Etika anak semakin tidak jelas dan sesuai dengan norma ketika pendidikan karakter dan akhlaq dianggap tidak penting. Pendidikan karakter yang sederhana mulai cara makan, cara berpakaian, cara bertutur kata walau sangat sederhana benar benar membentuk kepribadian anak.

Pendidikan yang mengedepankan kecerdasan dari pada etika telah menghasilkan kader bangsa yang emosional, keras, dan semaunya sendiri. Arah pendidikan perlu perumusan ulang untuk mewujudkan anak didik yang cerdas dan berkepribadian. Kita ingat bagaimana anak tahun 80 an, dengan hidup yang hidup sederhana yang mengdepankan contoh dalam tutur kata, sikap maupun dengan tata bahasa kromo inggil membentuk anak sopan dalam bertutur kata dan bertingkah laku.

Bagi mereka yang mengalami masa itu, merasa prihatin melihat anak muda zaman sekarang. Anak sekarang merasa kebebasan bener bener di rasakan sehingga anak tidak memiliki kepribadian yang di ilhami oleh sopan santun dan etika.

Pemerintah daerah perlu mencoba memberikan solusi untuk membangun kader bangsa yang berbudi luhur dan ber etika dengan menghidupkan kembali pelajaran bahasa jawa dan pendidikan budi pekerti dalam muatan lokal. Pendidikan agama yang semakin lama semakin dikurangi harus di maksimalkan dalam pembelajarannya.

Bangsa ini harus tetap bertahan dan exis, sehingga para generasi penerus harus di tata dan diurai problematika yang ada. Jika tidak ada keseriusan untuk memperbaiki akhlaq bangsa, maka kita akan menjadi bangsa bar bar. Perilaku di sekolah walaupun tidak banyak, budaya sopan santun dan kesiplinam harus diterapkan dengan ketat.

Kecerdasan itu penting, namun kecerdasan yang tidak diimbangi dengan sopan santun dan etika maka karakter anak akan rusak. Rusaknya karakter anak merusak kemajuan sebuah bangsa untuk menjadi bangsa yang bermartabat. Semua lembaga pendidikan harus memiliki inovasi peningkatan karakter dengan caranya sendiri.

Sekolah perlu lebih dekat dengan anak dan keluarga peserta didik dengan membuat agenda kunjungan ke rumah untuk bersilaturahmi agar memberkan sok terapi kepada semua siswa akan realita kehidupan yanh harus dipahami. Kenyataan riil rumah dan lingkungan akan memberikan motivasi untuk merubah cara hidup dan cara bersikap baik di rumah maupun di sekolah.

Kita semua sadar kalau kondisi generasi bangsa kita samgat memprihatinkan, maka pelan pelan kita semua untuk mulai tanam Andil dalam memperbaikinya dengan cara kita masing masing.

HM Basori M.Si

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *